 |
| Aktivitas anak- anak SD Desa Prajegan |
Ponorogo, Suara wengker- Rancang Bangun dan Pokok Perubahan Yang Dilakukan Budaya literasi tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 3. Berdasarkan hal tersebut, sudah semestinya Indonesia membudayakan gerakan literasi. Dari data survei Programfor International Student Assesment (PISA) menunjukkan bahwa Indonesia memiliki tingkat literasi rendah. Penyebab rendahnya tingkat literasi di Indonesia bukan karena kurangnya minat baca masyarakat, melainkan karena kurangnya akses untuk membaca, terutama untuk masyarakat Indonesia yang berada di daerah terpencil.
 |
| Dr. Suroso, M.Pd Kepala SMAN 1 Babadan Ponorogo |
Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendukung gerakan literasi yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia dengan merilis INPOMASE. Melalui INPOMASE Desa Prajegan menciptakan Cakruk Literasi yang bertujuan untuk memfasilitasi budaya literasi. Bermula dari berdirinya Cakruk Literasi dikembangkan “GARASI” Gerakan Gardu Literasi untuk mewujudkan budaya membaca skala regional.
Objek dari inovasi “GARASI” adalah siswa-siswi sekolah dasar di beberapa desa di Kabupaten Ponorogo. Kegiatan inovasi "GARASI" Gerakan Gardu Literasi ini dimulai di Desa Prajegan Kabupaten Ponorogo. Guru dan siswa-siswi SMAN 1 Babadan Kabupaten Ponorogo bekerja dengan pihak Desa Prajegan melalui organisasi karang taruna untuk melakukan uji coba inovasi "GARASI" Gerakan Gardu Literasi. Tahapan dalam pengembangan inovasi "GARASI" Gerakan Gardu Literasi terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, persiapan, uji coba, dan evaluasi.
Pada tahap perencanaan, inovator yang terdiri dari guru SMAN 1 Babadan Ponorogo Mendiskusikan ide karya untuk mengikuti IGA 2022, menentukan inovasi mengenai pemanfaatan gardu desa sebagai tempat literasi, dan mengidentifikasi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan literasi di gardu desa.
Pada tahap persiapan inovator yang terdiri dari guru SMAN 1 Babadan Ponorogo melakukan survey untuk menentukan desa tujuan kegiatan gardu literasi, menentukan prosedur pemanfaatan gardu desa sebagai tempat literasi, dan mengumpulkan dan menyiapkan sarana untuk kegiatan literasi di gardu desa.
Selanjutnya, pada tahap uji coba inovator yang terdiri dari guru SMAN 1 Babadan Ponorogo menata bahan literasi sebagai sarana pokok penunjang gardu literasi, mendekorasi gardu literasi sesuai yang direncanakan, melakukan sosialisasi masyarakat sekitar terkait uji coba gardu literasi, dan memulai grand opening gardu literasi selama waktu yang ditentukan. Pada tahap keempat yaitu tahap evaluasi, inovator yang terdiri dari guru SMAN 1 Babadan Ponorogo memberikan kartu kepuasan pengunjung yang berisi kesan selama berkunjung dan masukan untuk menjadikan gardu literasi lebih baik, mengidentifikasi dan menganalisis hasil kartu
kepuasan pengunjung, dan membuat tindak lanjut hasil terhadap hasil analisis kartu kepuasan pengunjung. “GARASI” Gerakan Gardu Literasi memiliki program “BAPERPOLL” yaitu, Membaca, Permainan, Posting, dan Polling. Program “GARASI” Gerakan Gardu Literasi Dilaksanakan setiap hari minggu pagi yang diikuti oleh anak-anak usia sekolah dasar dan dipandu oleh fasilitator dari Karang Taruna desa.
Melalui inovasi “GARASI” Gerakan Gardu Literasi diharapkan dapat memotivasi pemeritah desa lain untuk mengembangkan program serupa guna untuk mewujudkan Gerakan Literasi Nasional “GLN” yang mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia masa kini.
Tujuan
Program Inovasi "GARASI" Gerakan Gardu Literasi bertujuan untuk:
1. Menjembatani buku kepada anak-anak di desa-desa.
2. Memfasilitasi anak anak dalam upaya peningkatan minat baca.
3. Membantu dan memberikan dukungan baik secara verbal maupun nonverbal dalam upaya penguatan minat baca dan cara berpikir cermat
4. Mengalihfungsikan cakruk yang biasanya digunakan sebagai kegiatan negatif (judi, gosip, dll) menjadi lebih positif dan bermanfaat.
5. Memaksimalkan penyebaran dana pembangunan cakruk serta membantu memaksimalkan program pemerintah
Kabupaten Ponorogo “INPOMASE” yakni pemberian fasilitas wifi pada seluruh cakruk di Kabupaten Ponorogo. Manfaat Yang Diperoleh Program Inovasi "GARASI" Gerakan Gardu Literasi bermanfaat untuk:
1. Membiasakan anak anak supaya gemar membaca sedari dini
2. Anak anak menjadi lebih terbiasa menggali informasi melalui buku sehingga cara berfikirnya lebih kritis dan teliti
3. Mengembangkan cara berfikir para calon generasi penerus bangsa yang selaras dengan perkembangan IT
4. Menyatukan beberapa lapis masyarakat bukan hanya anak-anak namun juga seluruh warga setempat.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar menjadi sebuah bangsa yang jauh lebih terpelajar dan berkualitas.
Hasil Inovasi
GARASI “Gerakan Gardu Literasi” sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Masa Kini menghasilkan suatu inovasi berupa kegiatan literasi yang dilaksanakan di suatu gardu desa. Selanjutnya, dari inovasi GARASI “Gerakan Gardu Literasi” diperoleh hasil berupa antusias dan minat baca anak-anak usia sekolah dasar yang meningkat yaitu dari tidak tertarik membaca buku ke membaca buku.( Tim SMAN 1 Babadan Ponorogo/ eSWe)
