Launching SEMBADA FRESH FARM |
Dr. Diyah Atiek Mustikawati, M.Hum, Tim pengabdian Universitas Muhammadiyah Ponorogo |
Seiring dengan berkembangnya e-commerce, petani kini memiliki kesempatan lebih besar untuk menjual hasil pertanian mereka secara langsung kepada konsumen. Metode ini mengurangi ketergantungan pada cara tradisional yang sering kali kurang efisien, sekaligus menghilangkan banyak perantara dalam proses distribusi. Dengan mengurangi panjang rantai distribusi, e-commerce tidak hanya menurunkan harga bagi konsumen tetapi juga meningkatkan keuntungan bagi petani, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah pedesaan.
Pengembangan manajemen usaha hasil produk pertanian sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Aspek-aspek seperti perencanaan strategis, pengelolaan sumber daya, dan pemahaman tentang dinamika pasar menjadi kunci kesuksesan. Teknologi digital juga berperan besar dalam memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan efisiensi distribusi. Adopsi teknologi baru, seperti sistem pertanian presisi dan aplikasi pemantauan, dapat meningkatkan produktivitas.
"Inovasi teknologi merupakan faktor kunci dalam menghadapi tantangan pertanian modern," ujar Dr. Diyah Atiek Mustikawati.
Menindaklanjuti kebutuhan ini, tim pengabdian dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo yang dipimpin oleh Dr. Diyah Atiek Mustikawati, M.Hum, menginisiasi proyek inovasi bernama “SEMBADA FRESH FARM.” Proyek ini bertujuan untuk membantu Kelompok Wanita Tani (KWT) Surya Sembada dalam memasarkan sayur dan buah segar dengan kemasan yang menarik bagi masyarakat Kabupaten Ponorogo.
“Kami berharap inovasi ini dapat meningkatkan pendapatan petani sekaligus memperkenalkan produk lokal kepada konsumen,” tambahnya.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Diawali dengan koordinasi dan konsolidasi tim, dilanjutkan dengan workshop pengembangan manajemen usaha yang disampaikan oleh Yusup Arip, SE, MM. Dalam workshop ini, Yusup membagikan pengalaman tentang tantangan bisnis dan solusi untuk mengatasinya, guna meningkatkan keterampilan petani dalam memanfaatkan platform digital untuk pemasaran.
"Dalam berbisnis, kita pasti menghadapi tantangan. Namun, sebagai pebisnis, kita harus menyiapkan strategi untuk mengatasinya," ujarnya.
Sementara untuk workshop tahap kedua, fokusnya adalah pada penggunaan dan simulasi e-commerce “Sembada Fresh Farm,” yang dipimpin oleh Baharudin Mahmud Habibi, ST. Workshop ini diikuti oleh seluruh anggota KWT Surya Sembada dan berlangsung di Masjid Ash Shodiqien, Dukuh Plosorejo, Desa Sidoharjo, Kec. Pulung. Dukungan penuh dari Dinas Pertanian, penyuluh lapangan, serta perangkat desa Sidoharjo, termasuk PDA, PCA, dan PCM, sangat berarti untuk kelancaran program tersebut.
Kegiatan pengabdian dilanjutkan dengan sesi pemasaran berbasis e-commerce, di mana Baharudin menjelaskan tentang kegunaan aplikasi “Sembada Fresh Farm” dan cara penggunaannya. "Aplikasi ini dapat digunakan untuk pengiriman sayur dan buah segar di area Ponorogo dengan ongkos kirim yang sangat terjangkau," ungkapnya. “Platform ini dapat diakses melalui situs web 'Sembada Fresh Farm,' sehingga memudahkan masyarakat untuk mendapatkan produk lokal yang berkualitas,” tambah Baharudin. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam memasarkan produk mereka secara efektif.
Dengan peluncuran platform ini, diharapkan KWT Surya Sembada dapat semakin maju dan berdaya saing tinggi di pasar, baik lokal maupun nasional. Program ini diakhiri dengan uji coba penggunaan aplikasi dan pembagian sayur gratis kepada anggota KWT yang berhasil melakukan transaksi. Dengan peluncuran platform ini, diharapkan KWT Surya Sembada semakin maju dan berdaya saing tinggi di pasar, baik lokal maupun nasional. Pemateri kompeten diundang untuk berbagi pengetahuan dalam kegiatan workshop ini. Program ini didanai oleh DRTPM Kemendikbudristek untuk mendukung program kemitraan masyarakat bidang pemasaran produk pertanian berbasis e-commerce.